Bandung merupakan kota yang
dirancangan sebagai sebuah kota taman (garden city). Sebagai sebuah kota
taman, Bandung memiliki beberapa taman kota yang kondisinya cukup baik. Kawasan
Babakan Siliwangi merupakan salah satu ruang terbuka hijau yang lokasinya cukup
strategis karena dekat dengan perguruan tinggi dan pusat aktivitas kota
Bandung. Dengan posisi yang berada pada cekungan menghadap kearah sungai
Cikapundung, Kawasan Babakan Siliwangi dibiarkan tumbuh secara alami.
Dilihat dari sejarahnya, kawasan ini
sebenarnya cukup memiliki nilai budaya dan ilmiah yang cukup penting di kota
Bandung.
Kawasan ini memiliki acara kesenian yang cukup unik, yaitu seni ketangkasan domba yang dilakukan oleh Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) dan telah berlangsung sejak tahun 1960-an. Kegiatan ini dan dilaksanakan setiap bulan pada minggu pertama. Kawasan Lebak Siliwangi ini juga merupakan lahan percobaan bagi pertanian. pada kawasan ini ditanam tanaman padi (Mina Padi) yang dahulu merupakan salah padi jenis unggul di Indonesia.
Kawasan ini memiliki acara kesenian yang cukup unik, yaitu seni ketangkasan domba yang dilakukan oleh Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) dan telah berlangsung sejak tahun 1960-an. Kegiatan ini dan dilaksanakan setiap bulan pada minggu pertama. Kawasan Lebak Siliwangi ini juga merupakan lahan percobaan bagi pertanian. pada kawasan ini ditanam tanaman padi (Mina Padi) yang dahulu merupakan salah padi jenis unggul di Indonesia.
Hutan kota ini bukan berbentuk taman
kota yang tertata dan memiliki nilai estetis. Sekitar tahun 1980-an, mulai
dibangun restoran Babakan Siliwangi oleh pemerintah kota Bandung dan Sanggar
Olah Seni dan Sanggar Mitra Seni oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Jawa
Barat. Kedua fungsi ini diharapkan dapat menghidupkan kawasan Babakan Siliwangi
sebagai salah satu tempat kunjungan wisata budaya di Bandung.
Perancangan hutan kota rekreasi Babakan Siliwangi
didasarkan pada sebuah konsep dasar pemanfaatan sumberdaya alam sebagai
pendukung kegiatan rekreasi alam meningkatkan kualitas dan daya dukung
lingkungan dikawasan Babakan Siliwangi. Bentuk penataan kawasan meliputi tata
ruang, tata sirkulasi, tata vegetasi, tata letak aktivitas, dan fasilitas
rekreasi.
Pengembangan tata ruang dalam tipe hutan kota ini
adalah ruang pelindung alami yang rekreatif. Ruang-ruang tersebut dibagi
menjadi tiga zona utama yaitu zona konservasi dengan pemanfaatan relatif tinggi,
sedang, dan rendah. Zona konservasi dengan pemanfaatan relatif tinggi
dimanfaatkan secara maksimal sebagai area penerimaan, pusat rekreasi, pusat
informasi, dan pusat pelayanan. Pada zona ini dikembangkan berbagai aktivitas
rekreasi dengan fasilitas pendukungnya yang bertujuan agar manusia lebih
mengenal dengan alam. Zona konservasi dengan pemanfaatan relatif sedang
memiliki tingkat pemanfaatan yang rendah dibandingkan dengan tipe pertama. Pada
zona ini dikembangkan berbagai aktivitas rekreasi yang bersifat pasif dengan
fasilitas pendukung yang relatif sedikit dan penggunaan struktur yang ekologis
dan ramah lingkungan. Tipe yang terakhir adalah zona konservasi dengan
pemanfaatan relatif rendah yang memiliki tingkat pemanfaatan yang lebih rendah
dari dua tipe sebelumnya. Pada zona ini dikembangkan aktifitas rekreasi yang
bersifat pasif dengan fasilitas pendukung yang relatif sedikit dan penggunaan
struktur yang ekologis dan ramah lingkungan.
Sirkulasi yang akan dikembangkan dalam hutan kota
rekreasi ini dibagi menjadi tiga sirkulasi yaitu sirkulasi primer yang
digunakan sebagai penghubung anta ruang, sirkulasi sekunder yang digunakan
sebagai penghubung antar sub ruang, dan sirkulasi tersier yang digunakan
sebagai jalur tracking. Pola konsep
sirkulasi yang dirancang adalah menyebar agar pengunjung mempunyai banyak
alternatif tempat rekreasi yang dapat dikunjungi. Jalur sirkulasi dibuat dan
dirancang dengan ukuran dan tekstur permukaan yang sesuai dan nyaman. Konsep
yang dirancang harus memudahkan pengunjung untuk menjangkau dari satu area ke
area lainnya.
Vegetasi yang akan
dikembangkan di kawasan ini adalah vegetasi yang memiliki aspek ekologi dan
estetika yang fungsional. Secara ekologis, vegetasi yang digunakan berfungsi
sebagai perlindungan tanah dan air, mencegah erosi, menghasilkan oksigen,
mengurangi kebisingan, mengurangi polusi udara dan lainnya. Secara estetika,
hutan kota berfungsi untuk memberikan kesan indah, nyaman, rapih, dan sebagai
habitat satwa liar yang indah. Pemilihan vegetasi yang digunakan adalah
memanfaatkan jenis-jenis lokal sebagai identitas kota dan jenis-jenis tanaman
hias untuk menambah keindahan hutan kota.
Hal-hal
yang menjadi pertimbangan dalam penentuan jenis pada suatu taman kota adalah
bentuk tanjuk, warna, dan tekstur daun yang ditata agar komposisinya memiliki
nilai estetika (Dahlan 1992).
Aktivitas rekreasi yang akan dikembangkan di hutan
kota rekreasi adalah aktivitas ekowisata. Dalam aktivitas ekowisata, pengunjung
yang datang akan diberikan pengetahuan mengenai sumberdaya yang ada dalam
kawasan ini baik berupa sejarah, budaya, berbagai jenis tanaman, dan satwa
liar. Sedangkan fasilitas yang akan dikembangkan di hutan kota ini adalah
fasilitas pendukung kegiatan rekreasi yang ramah lingkungan yang bersifat
edukatif dan rekreatif. Contohnya adalah adanya paan interpretasi, tempat
pembuangan sampah, tempat peribadatan, tempat peristirahatan, dan fasilitas
lainnya.
Hutan kota yang berfungsi rekreasi sudah banyak
diterapkan di Indonesia, seperti hutan kota rekreasi Danau Raja Rengat yang terdapat di kabupaten Indragiri hulu,
hutan kota Serengseng Jakarta, hutan kota Sampang, hutan kota kamboja di
Banjarmasin, hutan kota Suak Indrapuri dan lainnya. Kawasan hutan kota Suak
Indrapuri merupakan kawasan yang terkena dampak bencana tsunami, sehingga pasca
bencana kawasan ini hanya berupa lahan kosong yang dipenuhi oleh puing-puing
bangunan, jalannya berupa jalan sekunder, dan tanaman pionir seperti jenis
petai cina. Kondisi seperti ini harus ditata dan direncanakan dengan matang
agar dapat terwujud menjadi hutan kota rekreasi. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Sari (2007) untuk menuju kawasan ini harus dibangun jalan primer
agar pengunjung mendapatkan akses yang mudah untuk menuju kawasan ini dan segala
bentuk perencanaan baik fasilitas, jenis pohon yang ditanam, aktvitas rekreasi,
dan bentuk pemanfaatan lainnya direncanakan secara matang. Selain itu peran
serta masyarakat harus ditingkatkan dalam pengelolaannya agar perekonomian
masyarakat meningkat.
1 komentar:
kang boleh minta sumber artikelnya?
Posting Komentar